Rabu, 18 Mei 2011

Dua Buku

Selasa 17 mei- Kalau saja malam itu aku hanya pergi dengan  tujuan awal pasti aku tak akan membaca dua buku semalaman hingga begadang. Ya Kilau megah Gramedia terlalu menyilaukan mataku untuk sejenak hinggap, masuk kedalam melihat-lihat dan membeli.

Bukan dengan rencana aku membeli dua buku yang sama sekali tidak ada hubungan satu sama lain. Di balik ketidak sengajaan ternyata aku benar-benar menemukan keasyikan membaca dan yang paling penting kedua buku tersebut ku baca hingga tuntas- alhamdulilah.

Kenapa aku senang jika dapat membaca buku hingga tuntas?
Bagi orang biasa membaca buku hingga tuntas mungkin suatu hal yang biasa. Tapi taukah kalian ternyata untuku  membaca buku hingga tuntas adalah suatu kehebatan sendiri !!!

1.       Negeri lima menara –Fuadi-
2.      Mr.Monk (Goes to fire Houses) –Lee Goldberg-
3.      Bumi Manusia  -Pramoedya Ananta Toer-
4.      Ide-ide (filsafat agama dulu dan sekarang) –L Smith dan W Raeper-
5.      Beriman tanpa rasa takut -Irshad Manji-

Kelima buku di atas bukan daftar buku yang ingin ku beli namun kelima buku di atas adalah daftar buku yang belum tuntas ku baca. Ada yang baru ku baca setengah ada yang sudah sepertiga dan ada yang tinggal beberapa lembar lagi. Aku mengerti hal di atas adalah AIB yang harus di tutupi oleh sebagian orang. Well aib tak selamanya berakibat buruk bila di ketahui banyak orang.

Mungkin kalian di sini terbinggung-binggung dimana titik tekan antara ketidak sengajaan membeli buku dan ketidak tuntasan ku membaca lima buku di atas?. Okeh aku perjelas.

Titik tekan dari kedua hal tersebut adalah ketidak senggajaan aku membeli buku yang tanpa di rencanakan ternyata menghasilkan buku yang aku beli sekarang sangat menarik untuk di baca dan tentunya sangat berkesan. 

Kesimpulan:
Mulai sekarang aku tak akan pernah berencana membeli buku, karena jika di rencanakan secara sengaja aku akan membeli buku yang tidak enak di baca dan akan menjadi daftar dari kelima buku tersebut.
-ya mungkin ini adalah kesimpulan bodoh tapi percaya deh ternyata sangat efektif-



Buku pertama yang ku beli Diary of a wimpy kid (usaha terakhir)– berkisah seorang anak sekolah menengah pertama yang menjalani hidupnya bersama keluarga dan teman sekolahnya. Greg Hefley adlah seorang anak yang sedikit egois dan merasa setiap gagasannya selalu hebat namun ternyata semua gagasannya hanya menjadi hal yang konyol. Aku terbawa oleh komedi yang di bawakan secara cerdas oleh Jeff Kinney dengan ilustrasi yang simpel tetapi cukup menggambarkan situasi yang sebenarnya. 

Kesuksesan novel ini telah merambah layar lebar, Diary wimpy kid the movie yang pertama sudah ku tonton dan sangat keren itulah salah satu alasan aku membeli buku ini. Berita terakhir yang ku tahu Diary of a wimpy kid –Rodrick rules-  the movie yang kedua sedang menjadi box office di Hollywod sana. Setelah selesai membaca buku tersebut dalam beberapa jam aku membaca qoute di belakang buku tersebut. 

“Gebrakan besar untuk mereka yang malas membaca dan bagi setiap orang yang mendambakan buku jenaka” -school Library Journal-

Oh God... pantas aku dapat tuntas membacanya ternyata buku tersebut memang cocok untuk di baca oleh orang yang malas membaca.



Buku kedua yang ku beli adalah “Midah si manis bergigi emas” karya Pramoedya Ananta Toer. Awalnya aku membeli buku ini karna kesal betapa seorang Pram sangat terkenal diantara teman-teman sekitar ku namun tak satupun buku pram yang sudah ku baca namun, ada dua alasan kenapa aku membeli buku tersebut:

1.      Karena aku baru tahu ada novel Pramoedya A T yang terkenal itu, ada yang segini tipisnya.
2.      Karena Gramedia sudah mau tutup sehingga tak ada kesempatan memilih buku-buku lain.

Novel Midah si manis bergigi emas berceritakan tentang seorang perempuan manis bernama midah yang sakit hati dengan bapaknya (pak Hadji Abdul) yang berlatar menyukai penyanyi dan musik umi kalsum karena pak Hadji Abdul adalah orang dengan islam yang taat, namun Midah lebih menyukai musik keroncong. Ketika  Midah membeli piringan hitam musik keroncong dan mendengarkan lewat gramaphone bapaknya tak senang dan mengganggap musik tersebut adalah haram. Midah di marahi dengan keras dan di tampar bahkan piringan hitamnya di hancurkan. 

Kejadian itu membuat Midah sakit hati di tambah ia sudah tak terlalu di perhatikan keluarganya khususnya ayahnya karena Midah sebagai anak pertama sudah tidak mendapat kasih sayang yang dulu. Midah mempunyai adik yang banyak. Midah memutuskan lari dari rumahnya dan mengenbara di kerasnya Jakarta tahun 50’an. Novel ini begitu bagus, konflik yang terjadi sungguh menguras emosi tanpa terlihat seperti di buat-buat. Penggambaran jakarta tahun 50’an juga begitu real dan karakter dalam setiap tokoh juga terasa pas pada jamannya. 

Membaca kedua novel tersebut hingga usai menjadi keasyikan dan kesan sendiri buatku namun, aku menemukan kedua perbedaan besar dan sangat mencolok dari kedua novel yang ku beli tersebut. Kedua penulis sepertinya mempunyai pemikiran yang sangat bertolak belakang tentang pemikirannya terhadap manusia. Kalimat-kaliamat pamungkas dalam kedua novel mempunyai arti yang sangat bertolak belakang, coba deh liat potongan kalimat yang aku kutip dari kedua novel tersebut.

Diary of a wimpy kid –usaha terakhir- halaman 1 dan halaman 216
“Aku adalah salah satu orang paling baik yang ku kenal”

Midah si manis bergigi emas, halaman 122 dan qoute di cover belakang oleh Pram
“Ah, sudara, manusia ini kenal satu sama lain, tapi tidak mengenal dirinya sendiri...”

Kalian bisa melihatkan begitu besar perbedaan dari makna kedua novel tersebut. Jika kalian tak percaya kalian dapat membacanya sendiri kedua novel tersebut. Aku tak tahu pemikiran kedua penulis yang berbeda memandang manusia atau karna perbedaan jaman yang terjadi antara kedua penulis.

Jadi sebenarnya kita ini mengenal baik diri kita sendiri atau kebalikannya. Aku rasa setiap manusia mempunyai jawabannya sendiri dan jika aku di suruh memilih dari kedua kalimat pamungkas tersebut aku mungkin merasa memilih karya nya Pram, bukan karna ia orang Indonesia aku bukan tipe orang yang membeda bedakan suku bangsa namun, karna memang aku tidaklah merasa mengenal diriku sendiri dengan baik.

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...