Silver
Lining Playbook sekilas dapat mencuri perhatian penikmat film dengan jajaran pemain
yang tengah bersinar saat ini, sebut saja Bradley Cooper dan Jennifer Lawrance
memang memiliki daya tarik dengan “good looking” nya, namun bukan pemain “good
looking” yang membuat film comedy romantic ini luar biasa, melainkan akting
memukau kedua pemain utama tersebut yang dapat membuat saya berdecak “gila”
saat menyaksikan film arahan David O. Russell ini.
Tahun 2010,
David O. Russell yang telah dikenal berhasil dengan film Fighter, mencoba peruntungan kembali dengan membuat comedy romantic
Silver Linings Playbook. Film yang berfokus pada dua psychologically damaged dan segi cerita yang sederhana ini, memang mengharuskan
dua pemeran utama tampil maksimal karena jiwa dari film ini dapat hidup dengan
penghayatan yang luar biasa.
Bradley
Cooper yang saya kenal sebelumnya lewat film Hangover, diluar dugaan dapat
memerankan seorang psychologically
damaged dengan sangat bagus dari awal film ini dimulai, berbeda jauh saat
ia bermain di Hangover yang menurut saya akting standar Hollywood. Hal yang tak
boleh dilewatkan adalah Jennifer Lawrence, aktris yang melijit namanya lewat
film Hunger Games. Jennifer lawrence menjadi pemain yang menurut saya paling
berkesan, memang sudah sepantasnya Oscar menganugrahi penghargaan best actress
padanya lewat akting memukaunya di film ini.
Silver Lining Playbook bercerita tentang dua
orang penderita gangguan mental akibat dari perjalanan hidupnya yang keras. Pat
Solatino Jr (Bradley Cooper) adalah seorang mantan guru SMA penderita penyakit bipolar disorder. Pat baru saja dikeluarkan dari mental institution Balltimore setelah ia
menghajar habis-habisan seorang guru, rekan kerja sekaligus pasangan selingkuh
istri Pat, Nikki (Brea Bee). Pat masih percaya bahwa ia dapat rujuk kembali
dengan istrinya selepas ia keluar dari rehab.
Kemudian Pat
secara tidak sengaja bertemu dengan Tiffani (Jennifer Lawrence), seorang wanita
yang menderita gangguan mental karena kematian suaminya secara mendadak.
Tiffani memiliki tipikal meledak-ledak dan mengeluarkan apapun yang ia pikirkan
secara blak-blak’an tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya. Setelah kematian
suaminya Tiffani menjadi sex addict, yang
mengakibatkan ia dipecat dari pekerjaannya. Berbeda dengan Pat yang memiliki
sifat lovable, membuat Pat merasa
tidak cocok dengan Tiffany di awal pertemuan.