Sabtu, 31 Maret 2012

Fenomena Demonstrasi Mahasiswa (Photo Hunting)


aksi di depan kantor cabang demokrat yogyakarta
oleh aliansi mahasiswa nusantara 30/03/12
Fenomena aksi (demonstrasi) mahasiswa menolak rencana pencabutan subsidi BBM, sungguh terasa di hampir semua daerah di Indonesia saat ini. Hampir setiap hari puluhan bahkan ratusan mahasiswa turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya. Dengan aksi long march mereka berjalan kaki, berorasi dengan menggunakan pengeras suara dan membawa spanduk berisi tuntutan tolak kenaikan BBM, tidak lupa bendera nama organisasi mereka yang selalu dikibarkan lebih besar dari tuntutannya.

Tanggapan kontra datang melihat fenomena aksi mahasiswa yang tidak jarang dilakukan dengan aksi vandalis, aksi bakar-bakar di jalan dan aksi menutup jalan, sehingga masyarakat berpandangan aksi mahasiswa hanyalah meresahkan.

Namun ada masyarakat yang mendukung apa yang mahasiswa lakukan. Seperti waktu saya baru saja selesai aksi, ada seorang ibu-ibu penjual kue menghampiri massa aksi yang belum bubar, ia begitu mendukung apa yang mahasiswa lakukan, ia menjelaskan dengan wajah penuh semangat dan menggebu-gebu bahwa rencana kenaikan harga BBM sungguh menyiksanya sebagai rakyat kecil, kami massa aksi mengitarinya dan berteriak “HIDUP IBU!!”, “HIDUP RAKYAT KECIL!!” di depan ibu-ibu penjual kue tersebut. Begitu juga dengan ibu-ibu di warung makan yang mencoba berdiskusi dengan kami tentang kenaikan harga BBM saat aksi.

Saya yakin tidak ada masyarakat yang tidak mendukung aksi mahasiswa jika saja mahasiswa menyampaikan aspirasinya tanpa meresahkan masyarakat sekitar dan bersifat ramah. Nyatanya fakta yang saya lihat dilapangan, tidak jarang mahasiswa mengganggap masyarakat sekitar yang tidak bersifat kooperatif pada aksi mahasiswa dipandangnya sebagai musuh, itulah salah satu dari beberapa faktor aksi mahasiswa yang dipandang meresahkan.

wartawan mengambil gambar di belakang
peserta aksi yang bersandiwara sebagai SBY
Arogansi mahasiswa keluar ketika ia merasa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang paling benar, bahkan banyak aksi mahasiswa mengorbankan kepentingan masyarakat demi kepentingan yang mereka bilang kepentingan rakyat, namun menurut saya beberapa aksi mahasiswa lebih mementingkan kepentingan golongan atau organisasinya ketimbang kepentingan rakyat.

Ketika saya bertanya kepada salah satu aktivis mahasiswa kenapa mereka melakukan aksi vandalis, mereka menjawab aksi-aksi vandalis tersebut dilakukan untuk menarik perhatian media cetak maupun elektronik. Terbukti mereka lebih mementingkan kepentingan golongannya daripada kepentingan masyarakat sekitar dan saya pikir masih banyak cara untuk menarik perhatian media ketimbang melakukan aksi vandalis yang tentu meresahkan masyarakat.

massa aksi perempuan dari ARIT (aliansi rakyat indonesia tertindas) berdiri di barisan paling depan saat
berunjuk rasa di halaman depan gedung DPRD yogyakarta 21/03/12

Beda lagi dengan aksi chaos, sejatinya saat diskusi sebelum melakukan aksi tidak ada mahasiswa yang merencanakan aksi chaos. Aksi chaos adalah aksi spontanitas ketika aparat keamanan telah bertindak represif terhadap mahasiswa, kecuali jika ada provokator, yang biasanya melakukan provokasi demi kepentingan tertentu. Logikanya mahasiswa tidak akan bersifat vandalis ketika apa yang mahasiswa inginkan di wujudkan, contoh: perwakilan mahasiswa diterima masuk dalam gedung DPR untuk menyuarakan tuntutannya langsung. Karena massa mahasiswa adalah massa yang terdidik dan terorganisir.

peserta aksi berorasi di depan
massa aksi
Mahasiswa adalah kaum menengah yang mempunyai peran di masyarakat. Sejarah Indonesia mengatakan telah dua kali mahasiswa berhasil menurunkan rezim pemerintahan yang korup dan fasis di Indonesia. Revolusi atau reformasi adalah hal yang berkelanjutan dan berulang, bukan berhenti ketika revolusi atau reformasi tercapai, siapapun pemerintahnya, apapun sistemnya wajib di lawan ketika sudah berkhianat pada rakyatnya.

Aksi melawan pemerintah yang buruk dalam bentuk apapun adalah ibadah, karena ibadah dalam bahasa Arab berarti melayani atau memperjuangkan orang banyak. Begitu juga aksi mahasiswa adalah ibadah, ketika aksi yang mahasiswa lakukan benar dan baik.


massa aksi dari HMI, membawa bendera besar HMI tanpa terlihat jelas spanduk tuntutannya

polisi vs massa aksi yang ingin menurunkan bendera di depan gedung DPRD yogyakarta sebelum peristiwa
dorong-dorongan antara massa aksi dengan polisi berlangsung 21/03/12

aksi vandalis, dengan membakar ban bekas dan papan iklan partai demokrat dan memblokir jalan oleh
aliansi mahasiswa nusantara di depan kantor cabang demokrat yogyakarta 30/03/12


peserta aksi LFSY (liga forum study yogyakarta) mencat muka, saat aksi long march
menolak kenaikan harga BBM 30/03/12

9 komentar:

  1. dukung mahasiswaa!!!!
    tapi menolak setiap anarkisme...

    BalasHapus
  2. Idealnya memang seperti itu, demonstrasi tanpa aksi anarkis. Demonstrasi juga harus bisa mengusulkan solusi bagi pemerintah, jgn hanya asal demo aja. Kritis dan bertanggung jawab. Ya idealnya seperti itu memang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setiap sebelum demo, kebanyakan mahasiswa pasti berdiskusi tentang tuntutannya dan tentu saja solusinya..
      memang perlu di akui solusinya hanya bersifat ambisius...

      Hapus
  3. naik harga BBM ditunda harga kebutuhan sudah naik, jadi nanti pada saat BBM naik beneran harga naik lagi, akhirnya jadi naik dua kali....celaka

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha ya mungkin saja bisa naik dua kali, karena sistem di indonesia yang menetukan harga adalah mekanisme pasar.

      Hapus
  4. Berdemo boleh tapi stop anarkisme :D

    BalasHapus
  5. demo anarkis hanya merusak dan meresahkan masyarakat. Apalagi setelah baca di postingan ini motif untuk berdemo anarkis hanya untuk menarik perhatian media, prihatin....

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...